Minggu, 26 Agustus 2012

Fenomena Galau dalam Perspektif Pragmatik - Arni Yanti

Fenomena Galau dalam Perspektif Pragmatik
Arni Yanti

Siapa yang pernah mendengar kata galau? Siapa yang tidak mengenal kata galau? Atau siapa yang tidak pernah merasa galau? Semua orang pasti pernah mendengarnya, sudah mengenalnya, bahkan pernah merasakannya. Saat ini, galau melanda seluruh Indonesia. Galau bertebaran di berbagai situasi dan kondisi, dalam berbagai media baik cetak, elektronik, sosial media, maupun tuturan langsung. Kata galau juga menjadi acuan berbagai keadaan pikiran dan perasaan seseorang.
Kata galau atau bergalau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sibuk beramai-ramai, ramai sekali, kacau tidak keruan (pikiran). Dalam penggunaannya sehari-hari, kata galau ini disandingkan dengan berbagai keadaan. Galau akan permasalahan hidup, galau karena patah hati, galau karena kesepian, dan berbagai keadaan lainnya.
Banyaknya acuan dari kata galau dalam berbagai keadaan ini dapat dilihat melalui sudut pandang pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mengkaji bahasa dan acuan atau rujukannya. Acuan ini sendiri bersifat khas yang ditentukan oleh komponen pragmatiknya yaitu penutur (speaker), tuturan (utterance), mitra tutur (hearer), dan tempat (context). Makna dalam bahasa didapat setelah mengkaji komponen pragmatik tersebut. Makna dalam pragmatik berupa makna referensial (rujukan).
            Contoh penggunaan kata galau salah satunya yaitu dalam iklan. Dalam iklan Kartu AS Anti Galau 30 jam, tokoh lelaki ditinggalkan oleh sang kekasih, Kimmy. Dia meneriakkan ‘Tanpamu, aku galau.’ yang dimaksudkan kepada Kimmy. Kata galau dalam kalimat tersebut adalah acuan terhadap kesedihan, pikiran yang kacau karena ditinggalkan, dan perasaan ingin kembali pada kekasihnya.
Beberapa iklan IM3 juga bercerita tentang galau, bahkan kata galau dijadikan slogan yaitu IM3 Seru Anti Galau. Beberapa iklan IM3 tentang galau di antaranya adalah iklan IM3 Seru Anti Galau versi Liburan dan iklan IM3 Seru Anti Galau versi Kamseupay. Dalam iklan IM3 Seru Anti Galau versi Liburan, Mikha sedang bersenang-senang liburan di pantai. Bermain banana boat, mengepang rambut, dan berbelanja. Semua aktivitas yang dilakukannya di-share ke sosial media dan sms ke teman-temannya. Kemudian dalam iklan terdapat kalimat ‘Serunya liburan bareng IM3 Seru Anti Galau, gratis sosial media dan sms sepuasnya bikin kamu gak pernah ketinggalan’. Kata galau dalam iklan tersebut mengacu pada sesuatu yang tidak seru, tidak menyenangkan, dan tidak update sosial media. Dalam iklan IM3 lainnya yaitu iklan IM3 Seru Anti Galau versi Kamseupay, Dinda merasa galau karena dalam bayangannya semua orang memanggilnya Kamseupay (kampungan sekali udik payah). Kemudian terdapat kalimat ‘Makanya pakai IM3 Seru Anti Galau, seru internetan dan sms paling murah. Makin seru lagi dengan gratis sosial network sepuasnya’. Kata galau dalam iklan tersebut mengacu pada perasaan minder atau tidak percaya diri karena tidak gaul. Jadi dalam kedua iklan IM3 tersebut galau dapat dikatakan mengacu pada anak muda yang kehilangan gairah atau semangat dalam pergaulan sehari-hari.
            Kata galau seringkali menjadi pilihan para penutur untuk menggambarkan suasana hati yang kurang baik. Artis Julia Perez ketika diwawancarai wartawan perihal akhir dari hubungan dirinya dengan Gaston karena tidak direstui oleh ibu kandungnya, menyatakan dirinya sebagai ‘Miss Galau 2012’. Kata galau tersebut mengacu pada perasaan sedih, kecewa, bingung, dan sakit hati karena harus berpisah dengan orang yang dicintai. Pikiran yang bingung karena harus memilih antara ibunya atau kekasihnya. Julia Perez tentu lebih memilih ibunya tetapi melepaskan Gaston yang sudah beberapa tahun mendampinginya juga bukanlah hal yang mudah.
            Kata galau juga sering digunakan dalam lagu. Salah satunya dalam lagu berjudul Galau dari Yopie and Nuno. Beberapa kutipannya yaitu ‘Tahukah hatiku galau/ Tak tahu harus melangkah’, ‘Bila cintaku ini salah/ Hatiku tetap untukmu/ Namun kenyataannya parah/ Dirimu tak pernah untukku’. Kata galau dalam lagu tersebut mengacu pada perasaan bimbang tidak tahu harus berbuat apa dan sakit hati karena mencintai seseorang yang tidak mencintainya meskipun sudah menunggu lama tetap cintanya tidak berbalas.
Dalam berbagai sosial media pun seringkali digunakan kata galau. Contohnya dalam beberapa status facebook seperti ‘Liat FB sang mantan bikin galau setengah mati.’ (Atin Lutfiyatin), kata galau tersebut mengacu pada cemburu dan sedih karena belum bisa menerima mantan yang pergi dan memiliki kekasih yang baru. Adapula yang menggunakan kata galau sebagai acuan loading yang lama seperti ‘Asek jaringan'y dah ga galau ne jdi bisa fb'an.’ (AfIe FudiYantoe). Kemudian kata galau pada status ‘Kali ini galau sama tugas manajemen operasi.’ (Dissriyaa Itoe Ajeng) yang mengacu pada kebingungan karena mengerjakan tugas atau pekerjaan yang sulit. Ada juga kata galau yang mengacu pada kebingungan karena tidak punya uang seperti pada status ‘Engga ada uang jadi galau.’ (Resha Rustanti).
            Penggunaan kata galau dalam kehidupan sehari-hari dan dalam berbagai media merupakan fenomena kebahasaan yang lazim seiring berkembangnya pergaulan masyarakat terutama anak muda yang seringkali menggunakan kata galau tersebut. Para penutur seringkali menggunakan kata galau baik dalam tuturan langsung maupun melalui internet dan sosial media. Media elektronik seperti televisi dan radio pun tak kalah ikut memopulerkan kata galau sehingga semakin sering keberadaan dan penggunaan kata galau. Kata galau menjadi pilihan sebagai acuan dalam berbagai keadaan kurang baik yang dirasakan oleh pikiran dan perasaan seseorang. Selain itu, kata galau menjadi salah satu kata populer di berbagai kalangan saat ini, bahkan terdapat sindiran ‘Gak galau gak gaul.’ yang menjadikan galau sebagai sesuatu yang gaul.
Dari sekian banyak contoh penggunaan kata galau dalam berbagai konteks di atas, didapatkan berbagai makna yang terkandung dalam kata galau. Apapun makna umum yang dipahami akan menjadi makna inti dari kata galau tersebut. Semua makna inti itu tidak beda terhadap kata galau yang memungkinkan penutur mengacu pada keadaan galau apapun dalam konteks apapun, bahkan kita dapat memahami lebih dari itu berkat konteksnya. Keterangan yang rinci yang dilengkapi konteksnya memungkinkan pemahaman secara menyeluruh, seperti makna galau pada umumnya, galau akan kesedihan, galau akan banyak hal yang dipikirkan, galau akan perasaan bimbang, dan makna galau lainnya. Makna-makna tersebut didapat dari sumbangan konteksnya.

1 komentar:

  1. Terima kasih penjelasan tentang fenomena galau yang lengkap dan panjang ini. Salam kenal..

    BalasHapus