Minggu, 26 Agustus 2012

Fenomena Galau dalam Perspektif Pragmatik - Arni Yanti

Fenomena Galau dalam Perspektif Pragmatik
Arni Yanti

Siapa yang pernah mendengar kata galau? Siapa yang tidak mengenal kata galau? Atau siapa yang tidak pernah merasa galau? Semua orang pasti pernah mendengarnya, sudah mengenalnya, bahkan pernah merasakannya. Saat ini, galau melanda seluruh Indonesia. Galau bertebaran di berbagai situasi dan kondisi, dalam berbagai media baik cetak, elektronik, sosial media, maupun tuturan langsung. Kata galau juga menjadi acuan berbagai keadaan pikiran dan perasaan seseorang.
Kata galau atau bergalau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sibuk beramai-ramai, ramai sekali, kacau tidak keruan (pikiran). Dalam penggunaannya sehari-hari, kata galau ini disandingkan dengan berbagai keadaan. Galau akan permasalahan hidup, galau karena patah hati, galau karena kesepian, dan berbagai keadaan lainnya.
Banyaknya acuan dari kata galau dalam berbagai keadaan ini dapat dilihat melalui sudut pandang pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mengkaji bahasa dan acuan atau rujukannya. Acuan ini sendiri bersifat khas yang ditentukan oleh komponen pragmatiknya yaitu penutur (speaker), tuturan (utterance), mitra tutur (hearer), dan tempat (context). Makna dalam bahasa didapat setelah mengkaji komponen pragmatik tersebut. Makna dalam pragmatik berupa makna referensial (rujukan).
            Contoh penggunaan kata galau salah satunya yaitu dalam iklan. Dalam iklan Kartu AS Anti Galau 30 jam, tokoh lelaki ditinggalkan oleh sang kekasih, Kimmy. Dia meneriakkan ‘Tanpamu, aku galau.’ yang dimaksudkan kepada Kimmy. Kata galau dalam kalimat tersebut adalah acuan terhadap kesedihan, pikiran yang kacau karena ditinggalkan, dan perasaan ingin kembali pada kekasihnya.
Beberapa iklan IM3 juga bercerita tentang galau, bahkan kata galau dijadikan slogan yaitu IM3 Seru Anti Galau. Beberapa iklan IM3 tentang galau di antaranya adalah iklan IM3 Seru Anti Galau versi Liburan dan iklan IM3 Seru Anti Galau versi Kamseupay. Dalam iklan IM3 Seru Anti Galau versi Liburan, Mikha sedang bersenang-senang liburan di pantai. Bermain banana boat, mengepang rambut, dan berbelanja. Semua aktivitas yang dilakukannya di-share ke sosial media dan sms ke teman-temannya. Kemudian dalam iklan terdapat kalimat ‘Serunya liburan bareng IM3 Seru Anti Galau, gratis sosial media dan sms sepuasnya bikin kamu gak pernah ketinggalan’. Kata galau dalam iklan tersebut mengacu pada sesuatu yang tidak seru, tidak menyenangkan, dan tidak update sosial media. Dalam iklan IM3 lainnya yaitu iklan IM3 Seru Anti Galau versi Kamseupay, Dinda merasa galau karena dalam bayangannya semua orang memanggilnya Kamseupay (kampungan sekali udik payah). Kemudian terdapat kalimat ‘Makanya pakai IM3 Seru Anti Galau, seru internetan dan sms paling murah. Makin seru lagi dengan gratis sosial network sepuasnya’. Kata galau dalam iklan tersebut mengacu pada perasaan minder atau tidak percaya diri karena tidak gaul. Jadi dalam kedua iklan IM3 tersebut galau dapat dikatakan mengacu pada anak muda yang kehilangan gairah atau semangat dalam pergaulan sehari-hari.
            Kata galau seringkali menjadi pilihan para penutur untuk menggambarkan suasana hati yang kurang baik. Artis Julia Perez ketika diwawancarai wartawan perihal akhir dari hubungan dirinya dengan Gaston karena tidak direstui oleh ibu kandungnya, menyatakan dirinya sebagai ‘Miss Galau 2012’. Kata galau tersebut mengacu pada perasaan sedih, kecewa, bingung, dan sakit hati karena harus berpisah dengan orang yang dicintai. Pikiran yang bingung karena harus memilih antara ibunya atau kekasihnya. Julia Perez tentu lebih memilih ibunya tetapi melepaskan Gaston yang sudah beberapa tahun mendampinginya juga bukanlah hal yang mudah.
            Kata galau juga sering digunakan dalam lagu. Salah satunya dalam lagu berjudul Galau dari Yopie and Nuno. Beberapa kutipannya yaitu ‘Tahukah hatiku galau/ Tak tahu harus melangkah’, ‘Bila cintaku ini salah/ Hatiku tetap untukmu/ Namun kenyataannya parah/ Dirimu tak pernah untukku’. Kata galau dalam lagu tersebut mengacu pada perasaan bimbang tidak tahu harus berbuat apa dan sakit hati karena mencintai seseorang yang tidak mencintainya meskipun sudah menunggu lama tetap cintanya tidak berbalas.
Dalam berbagai sosial media pun seringkali digunakan kata galau. Contohnya dalam beberapa status facebook seperti ‘Liat FB sang mantan bikin galau setengah mati.’ (Atin Lutfiyatin), kata galau tersebut mengacu pada cemburu dan sedih karena belum bisa menerima mantan yang pergi dan memiliki kekasih yang baru. Adapula yang menggunakan kata galau sebagai acuan loading yang lama seperti ‘Asek jaringan'y dah ga galau ne jdi bisa fb'an.’ (AfIe FudiYantoe). Kemudian kata galau pada status ‘Kali ini galau sama tugas manajemen operasi.’ (Dissriyaa Itoe Ajeng) yang mengacu pada kebingungan karena mengerjakan tugas atau pekerjaan yang sulit. Ada juga kata galau yang mengacu pada kebingungan karena tidak punya uang seperti pada status ‘Engga ada uang jadi galau.’ (Resha Rustanti).
            Penggunaan kata galau dalam kehidupan sehari-hari dan dalam berbagai media merupakan fenomena kebahasaan yang lazim seiring berkembangnya pergaulan masyarakat terutama anak muda yang seringkali menggunakan kata galau tersebut. Para penutur seringkali menggunakan kata galau baik dalam tuturan langsung maupun melalui internet dan sosial media. Media elektronik seperti televisi dan radio pun tak kalah ikut memopulerkan kata galau sehingga semakin sering keberadaan dan penggunaan kata galau. Kata galau menjadi pilihan sebagai acuan dalam berbagai keadaan kurang baik yang dirasakan oleh pikiran dan perasaan seseorang. Selain itu, kata galau menjadi salah satu kata populer di berbagai kalangan saat ini, bahkan terdapat sindiran ‘Gak galau gak gaul.’ yang menjadikan galau sebagai sesuatu yang gaul.
Dari sekian banyak contoh penggunaan kata galau dalam berbagai konteks di atas, didapatkan berbagai makna yang terkandung dalam kata galau. Apapun makna umum yang dipahami akan menjadi makna inti dari kata galau tersebut. Semua makna inti itu tidak beda terhadap kata galau yang memungkinkan penutur mengacu pada keadaan galau apapun dalam konteks apapun, bahkan kita dapat memahami lebih dari itu berkat konteksnya. Keterangan yang rinci yang dilengkapi konteksnya memungkinkan pemahaman secara menyeluruh, seperti makna galau pada umumnya, galau akan kesedihan, galau akan banyak hal yang dipikirkan, galau akan perasaan bimbang, dan makna galau lainnya. Makna-makna tersebut didapat dari sumbangan konteksnya.

Cinta Tak Terduga - Arni Yanti

CINTA TAK TERDUGA
Skenario          : Arni Yanti

FADE IN/FADE OUT
01.  EXT. LAPANGAN SEKOLAH- SIANG. HARI 1
Pemain            : LUSI, DIAN, DEWI, figuran
Semua siswa berbahagia merayakan kelulusan mereka, saling corat-coret baju seragam, saling berpelukan. LUSI dan DEWI bertatapan lalu berpelukan. DIAN berpelukan dengan kawan-kawan lainnya. Di tengah lapangan, LUSI dan DIAN saling berucap janji.
            DIAN:
            Aku sayang kamu!
            LUSI:
            Aku juga sayang kamu!
            DIAN:
            Janji ya, kita akan selalu bersama?
            LUSI:
            Iya, aku janji.
            DIAN:
            Aku janji, akan selalu bahagiain kamu.
            LUSI terharu dan memeluk DIAN.
CUT TO
02.  EXT. DEPAN KAMPUS-SIANG. HARI 2
Pemain:  LUSI, DIAN, DEWI
LUSI, DIAN, dan DEWI turun dari mobil, saling memandang kemudian mengobrol.
            LUSI:
            Kamu yakin yank gak mau ikut ujian masuk?
            DIAN:
Yakin sayang. Aku pusing mikirin pelajaran terus, mendingan kan mikirin kamu ajah. Ya gak? (sembari tertawa dan mengerlipkan matanya)
            DEWI:
            Ah dasar pemalas lu! (mengejek sambil tersenyum)
LUSI dan DEWI berjalan masuk ke dalam kampus, meninggalkan DIAN yang masih di depan mobil.
CUT TO
03.  INT. KAMAR LUSI-SIANG.HARI 3
Pemain: LUSI, DEWI
Ruangan kamar terlihat rapih dan bersih, bernuansa warna pink. LUSI dan DEWI begitu fokus memandangi layar laptop.
            DEWI:
            Duh deg-deg-an banget nih gue.
            LUSI:
            Iya, gue juga. Bismillah…
            DEWI:
            Gimana-gimana?
            LUSI:
            Yeee, kita lulus!
            DEWI:
            Yakin  lo? (Lusi mengangguk)
            Horee! Horee!
LUSI dan DEWI berpelukan sembari saling berteriak kegirangan.
CUT TO
04.  EXT. LAPANGAN KAMPUS-SIANG.HARI 4
Pemain: LUSI, DEWI, RADIT, ROSA, SENIOR 1, SENIOR 2, figuran
Para mahasiswa baru berkumpul di lapangan kampus. Mereka menggunakan seragam SMA berhiaskan kaos kaki belang warna-warni, tas dari karung terigu, dan topi dari setengah bola.
            SENIOR 1: (menggunakan toa)
Ayo bagi mahasiswa baru segera berkumpul di lapangan ini! Harap rapikan barisannya masing-masing.
SENIOR 2:
Ayo cepat-cepat! (berteriak pada para mahasiswa baru)
Cepat woi!
Di salah satu barisan, LUSI dan DEWI saling berbisik.
                        DEWI:
                        Gila nih senior, galak banget.
                        LUSI:
                        Ssst ah, ntar kedengeran bisa dimarahin nih kita.
                        ROSA:
                        Maklum lah namanya juga ospek. Tapi sebenernya mereka baik deh kayanya.
                        Eh maaf, jadi ikut nimbrung sama pembicaraan kalian.
                        LUSI:
                        Hehe iya gapapa ko.
                        RADIT:
                        Justru yang kaya gini yang bakal jadi kenangan seru buat kita.
ROSA:
Bener banget tuh.
RADIT:
Kenalin, gue Radit. (bersalaman dengan LUSI, DEWI, dan ROSA)
                        LUSI:
                        Gue Lusi.
                        DEWI:
                        Gue Dewi.
                        ROSA:
                        Gue ROSA.
                        SENIOR 2:
                        Hei, kalian berempat, jangan ngobrol disini!
LUSI, DEWI, RADIT, dan ROSA saling berpandangan kemudian menundukkan kepalanya.
Kamera shoot para mahasiswa yang sedang berbaris dan senior yang sedang memandu dan mengawasi para mahasiswa baru.
CUT TO
05.  INT. STUDIO MUSIK-SIANG.HARI 5
Pemain: DIAN, LUSI, figuran-pemain band
DIAN dan BAND-nya bermain musik. LUSI memandangi DIAN dan BAND-nya dari tempat duduk di luar ruangan. Kemudian DIAN tiba-tiba merasa kesal, berteriak, dan membanting gitar yang dipegangnya.
            DIAN:
Aargh! Tolol! Kalian semua ga becus maen musik! (membanting gitar lalu berjalan ke luar ruangan)
            LUSI:
            Kamu kenapa sayang? Ko marah-marah gitu?
            DIAN:
            Ga ada yang becus semuanya!
LUSI mengikuti DIAN yang berjalan keluar sambil mencoba menenangkannya.
CUT TO
06.  EXT.DEPAN KAMPUS-SIANG.HARI 6
Pemain: LUSI, DEWI, RADIT, ROSA, DIAN
LUSI, DEWI, RADIT, dan ROSA mengobrol akrab di depan kampus. DIAN datang dengan mobilnya untuk menjemput LUSI. Begitu melihat LUSI, DIAN membunyikan klaksonnya supaya LUSI mengetahui kedatangannya dan langsung menghampirinya.
            DEWI:
Duh apaan sih nih? Ribut banget. Siapa sih yang bunyiin klakson?  Ga tau apa ini lingkungan kampus.
            LUSI:
            Dian?
            DEWI:
Hmm si tuan muda itu toh. Udah gih sonoh samperin, makin lama puyeng juga nih gue dengerin bunyi klakson butut kaya gitu.
            LUSI:
                        Sorry ya semuanya, gue duluan. Dah!
                        ROSA:
                        Ati-ati ya Lus!
            LUSI berjalan menghampiri mobil DIAN.
            CUT TO
07.  INT. KAFE-SIANG.HARI 6
Pemain: LUSI, DIAN, piguran-waitress
Dalam ruangan KAFE, LUSI dan DIAN duduk di salah satu kursinya. Terdengar alunan musik dalam ruangan.
            LUSI:
Sayang, kamu marah kenapa sih? Daritadi semenjak jemput aku kayanya kamu sensi banget. Di mobil aja kamu ga bilang apa-apa.
            DIAN:
            Mikir aja sendiri!
            LUSI:
            Lho, ko kamu malah makin marah? Emang aku punya salah apa sih?
            DIAN:
            Ngapain kamu deket-deket sama cowok lain, hah?
            LUSI:
Cowok lain? Maksud kamu cowok yang ngobrol bareng aku dan Dewi tadi? Namanya Radit, dia cuma temen kampus aku aja ko.
            DIAN:
            Kalau cuma temen, kan ga harus sedeket itu!
            LUSI:
Deket gimana? Dia bener cuma temen biasa aja. Tadi juga ngobrol bareng sama temen yang lainnya juga kan? Tadi ada DEWI dan ROSA, temen baru aku juga.
            DIAN:
            Aku ga suka ngeliatnya!
            LUSI:
Percaya sama aku ya sayang? Aku ga akan mungkin mengkhianati kamu. Aku sayaang banget sama kamu.
            DIAN:
            Okey, aku pegang kata-kata kamu.
            LUSI:
            Udah dong ah jangan cemberut terus. Tuh makanannya udah datang.
Waitress datang membawakan makanan ke meja LUSI dan DIAN.
CUT TO
08.  INT. RUANG KELAS-SIANG.HARI 7
PEMAIN: LUSI, RADIT, figuran
LUSI dan RADIT sedang berdiskusi di dalam kelas. RADIT membantu LUSI mengerti beberapa materi yang belum dikuasai oleh LUSI.
Kamera close up RADIT dan LUSI.
            RADIT:
Nah, hasil dari akar kuadrat ini dikalikan dengan hasil bagi sebelumnya. Nanti lo akan mendapatkan nilai akhirnya.
            LUSI:
            Ooh. Trus kalo yang ini? Ini caranya sama juga kaya yang tadi?
            RADIT:
            Ini hampir sama, cuma bagian akhir nya lo pangkatkan ke…
LUSI dan RADIT masih tetap asyik berdiskusi.
CUT TO
09.  INT/EXT. DALAM MOBIL&PINGGIR JALAN RAYA-SIANG. HARI 8
Pemain: LUSI, DIAN
LUSI dan DIAN berada dalam mobil. DIAN menyetir dan LUSI duduk di sampingnya.
            DIAN:
Kamu ini masih aja deket-deket sama cowok itu? Buat apaan sih? Gantengan juga aku. Aku jauh lebih baik daripada dia!
            LUSI:
Kamu ko ngomong gitu? Dia cuma bantuin aku tentang pelajaran ajah. Udah, itu doang.
            DIAN:
Alaah omong kosong! Kamu pake acara belain dia segala lagi!
            LUSI:
Aku bukannya belain dia, tapi dia emang ga salah!
DIAN semakin marah dan menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
            DIAN:
Keluar kamu! (bertertiak)
            LUSI:
Maksud kamu?
            DIAN:
            Keluar! (DIAN berteriak lebih keras)
            LUSI:
Okey, kalau memang ini yang kamu mau. (LUSI keluar dari mobil dan berjalan sambil melihat ke arah jalan raya berharap ada taxi yang lewat)
DIAN merasa menyesal. Ia keluar dari mobil kemudian berlari mengejar LUSI.
                        DIAN:
Sayang, maafin aku ya? Tadi aku benar-benar emosi. Aku terlalu sayang sama kamu. Aku ga mau kehilangan kamu.
                        LUSI:
Kamu berubah! Dulu kamu ga sekasar ini. Dulu kamu orang yang sabar dan menyenangkan. Sekarang kamu berubah jadi orang yang emosian dan menyebalkan. Aku memang masih sayang kamu tapi aku udah ga kuat lagi sama kamu.
                        DIAN:
Sayang, aku mohon. Aku janji, aku akan berubah. Aku akan nurutin apapun yang kamu katakana. Ya ya? Please..
                        LUSI:
                        Maaf, aku ga bisa. (sambil melambaikan tangan pada TAXI)
            TAXI berhenti, LUSI menaiki TAXI tersebut.
                        DIAN:
                        Please sayang, don’t go!
                        LUSI:
                        I’m sorry.
            LUSI pergi meninggalkan DIAN.
            Kamera shoot, DIAN yang sedang kesal dan sedih di pinggir jalan raya.
            Kamera close up, LUSI yang menangis di dalam TAXI.
            CUT TO
10.  INT. KAMAR LUSI-MALAM.HARI 8
Pemain: LUSI, DEWI, ROSA
Kamera shoot seisi kamar LUSI, dan close up tisu-tisu yang berserakan di lantai dan kasur kamar LUSI.
LUSI ditemani DEWI dan ROSA di dalam kamar. Mereka bertiga duduk di atas kasur. LUSI masih saja menangis terisak dengan tisu di tangannya.
            DEWI:
Udah dong Lus, jangan pikirin si Dian jelek itu. Masih banyak kok cowok di luar sana.
            ROSA:
            Sabar ya Lus, mungkin Dian memang bukan yang terbaik buat kamu.
            LUSI:
            Apa gue salah ga bisa maafin Dian? Gue salah udah ninggalin dia?
            DEWI:
Tentu aja lo ga salah. Yang salah tuh dia karna udah kasarin lo. Udah lupain dia.
            LUSI:
            Tapi kenapa gue ngerasa sedih banget? Hati gue ngerasa sakit.
            DEWI:
Itu wajar Lus, kamu kan masih mencintai dia. Percaya deh, lama-kelamaan kamu pasti bisa lupain dia.
            DEWI:
Iya, bener tuh kata si Rosa. Udah mendingan sekarang kita tidur ajah. Besok kita kuliah pagi. Gue ga mau kita semua terlambat.
            LUSI:
            Makasih ya Dew, Ros. Gue ga tau bakal kaya gimana kalo ga ada kalian.
Mereka berpelukan kemudian bersiap untuk tidur.
CUT TO
11.  INT. KANTIN KAMPUS-SIANG.HARI 9
Pemain: LUSI, DEWI, ROSA, RADIT
LUSI, DEWI, ROSA, dan RADIT sedang asyik bersenda-gurau di kantin. Mereka begitu akrab.
CUT TO
12.  INT. KAMAR LUSI-MALAM.HARI 9
Pemain: LUSI, DEWI, ROSA
DEWI dan ROSA sedang menginap di rumah LUSI. Mereka bertiga mengobrol di atas kasur sambil tiduran dan berselimut.
            LUSI:
Makasih ya, kalian udah mau nemenin gue tidur malam ini. Gue takut di rumah sendirian. Ortu gue lagi ada acara keluarga di luar kota.
            DEWI:
            Santai aja kali Lus. Kaya ke siapa aja.
            ROSA:
            Kita justru seneng bisa nemenin kamu.
           
LUSI:
            Kalian emang baik. Sekali lagi, makasih ya.
            ROSA:
            Hmm, menurut kalian, Radit orangnya kaya gimana?
            DEWI:
            Dia baik.
            ROSA:
            Baik doang? (DEWI mengangguk)
            LUSI:
Radit orangnya baik, sopan, pinter juga. Eh, lo ngapain nanyain dia? Lo naksir ya? Hahaha
            ROSA:
            Ko tau sih?
            DEWI:
            Hah, jadi bener lo naksir dia? Haha
            ROSA:
Kayanya aku memang suka sama Radit. Tiap ketemu dia, hati aku terasa bergetar.
            DEWI:
            Cenat-cenut kaya Smash?hahha
            DEWI dan LUSI: (bernyanyi)
            Mengapa hatiku cenat-cenut tiap ada kamu
            Selalu merinding romaku saat kau sentuh aku
Hahhaaha
You know me so well
Radit, Rosa love you
Radit, Rosa need you
Ahhahhahahah
ROSA:
Iih kalian ini, jangan menggodaku seperti itu ah. Aku serius.
DEWI:
Lagian lo lucu sih bisa suka sama si Radit. Meskipun dia baik tapi kan dia agak cupu.
LUSI:
Ah dia ga cupu ko. Okey lah dia pinter tapi dia masih bisa bergaul ko. Meskipun ga sesering kita, hangout, nongkrong, dll.
DEWI:
Idiih lo ngebelain dia,haha
ROSA:
Iya, benar apa kata Lusi. Dia itu baik, pinter lagi.
LUSI:
Aku dukung kamu Rosa. Semangat ya mengejar cinta Radit.
ROSA:
Makasih banyak ya.
DEWI:
Iya, gue juga dukung lo ko.
ROSA:
Gue tau. Makasih ya.
CUT TO
13.   EXT. LINGKUNGAN KAMPUS-SIANG. HARI 10
Pemain: RADIT, ROSA, LUSI, DEWI
LUSI dan DEWI sedang duduk mengobrol di taman. Mereka melihat ROSA dan RADIT jalan bersama.
            DEWI:
            Tuh liat tuh, si Rosa berhasil ngedeketin si Radit. Hebat juga tuh si Rosa.haha
LUSI diam saja memandangi ROSA dan RADIT. DEWI melihat perbedaan raut wajah LUSI.
            DEWI:
            Hei, lo kenapa? Cemburu?
            LUSI:
            Hah. Cemburu? Apa sih lo. Ga mungkin lah gue cemburu.
ROSA dan RADIT melihat sosok LUSI dan DEWI kemudian menghampirinya.
            DEWI:
Yah baguslah kalau lo emang ga cemburu. Eh eh mereka mau kesini tuh kayanya. Lo siapin hati lo ya,hehe
            LUSI:
            Nyebelin yah lo,huuh
            ROSA:
            Hai, semuanya!
            LUSI:
            Hai.
            DEWI:
            Hai. Bahagia banget nih kayanya.
            ROSA:
            Tau aja,hehe Radit dan aku mau nonton bareng nanti sore. Seneng deh.
            LUSI:
            Selamat ya.
            RADIT:
            Kalian ikut aja yuk? Biar rame.
            DEWI:
            Wah boleh juga tuh.
            LUSI:
            Sst.. kalian berdua aja yang nonton. Kita berdua mau belanja dulu k pasar.
            ROSA:
            Lusi emang paling pengertian.
            RADIT:
            Tapi..
            LUSI:
            Beneran deh kalian berdua aja. Kapan-kapan kita nonton berempat, okey?
            ROSA:
            Okey.
            RADIT:
            Okey.
Kamera close up RADIT dan terlihat kekecewaan dari raut wajah RADIT.
CUT TO
14.  INT. DALAM KELAS-SIANG. HARI 11
Pemain: LUSI, RADIT
LUSI sedang duduk di bangku paling belakang dalam kelas. Ia sedang membaca sebuah novel sambil menunggu DEWI dan ROSA yang pergi ke toilet. RADIT masuk kelas dan menghampiri LUSI.
            RADIT:
            Hei, bengong aja? Baca atau ngelamun?
           
LUSI:
            Baca.
            RADIT:
            Ko sendirian aja? Yang lain pada kemana?
            LUSI:
            Toilet.
            RADIT:
            Ko jutek gitu sih jawabnya. Gue ganggu ya?
            LUSI:
            Mikir aja sendiri.
            RADIT:
            Hmm.. (RADIT mulai bingung dengan perubahan sikap LUSI)
            Ya udah sorry kalau gue ganggu. Gue duluan ya. Dah.
RADIT pergi ke luar kelas meninggalkan LUSI. Setelah RADIT pergi, LUSI berpikir. Kamera close up LUSI.
            SUARA PIKIRAN LUSI:
Kenapa tadi gue jutek sama si RADIT ya? Gue kaya cewek yang lagi jealous sama cowoknya. Duh gue jadi bingung. Hmm peduli ah, tapi emang perasaan gue yang ga enak makanya sikap gue ke bawa-bawa ga enak juga sama dia. Tapi, apa gue suka ya sama RADIT? Haduuh RADIT kan milik ROSA. Ga mungkin gue rebut cowok sahabat gue sendiri. Aargh pusing.
CUT TO
15.  EXT. DEPAN RUANG DOSEN-SIANG. HARI 12
Pemain: LUSI, TEMAN KAMPUS 1
LUSI keluar dari ruang dosen. Mukanya sumringah. Ia membawa banyak buku dan kumpulan lembaran kertas.
            TEMAN KAMPUS 1:
            Lus, lo dari Pak Tejo?
            LUSI:
            Iya nih.
            TEMAN KAMPUS 1:
            Gimana? Skripsi lo lancar?
            LUSI:
            Yah lumayan lah. Bentar lagi beres.
            TEMAN KAMPUS 1:
            Wah, selamat ya. Semoga lo cepet lulus terus wisuda ya.
            LUSI:
            Sip, thank you ya.
CUT TO
16.  INT. AULA KAMPUS-SIANG. HARI 13
Pemain: LUSI, DEWI, RADIT, ROSA, figuran
Di dalam AULA begitu ramai. AULA dihias sangat cantik untuk menggambarkan suasana wisuda. Di panggung terdapat beberapa guru besar dan para dosen. Di kursi penonton terdapat para wisudawan di bagian depan, dan di belakangnya para tamu undangan.
Kamera close up LUSI, DEWI, RADIT, dan ROSA berada di kursi bagian depan menggunakan toga.
Kamera shoot suasana wisuda beberapa wisudawan.
Acara berakhir, LUSI, DEWI, RADIT, dan ROSA masih berada dalam AULA untuk mengobrol.
            DEWI:
            Gue seneng banget, kita bisa lulus bareng.
            ROSA:
            Iya, aku juga.
            LUSI:
            Iya betul. Kebahagiaannya serasa berkali lipat.hehe
            RADIT:
Ehem, gue boleh izin ngomong sama lo bentar? (RADIT berbicara di hadapan sosok LUSI)
            LUSI:
            Iya, tentu aja. Lo mau ngomong apa sih? Santai aja kali.
            RADIT:
            Sebelumnya, ini buat lo. (menyerahkan seikat bunga mawar putih)
Selamat karena lo udah lulus. Gue mau bilang kalau gue kangen sama lo, apalagi saat skripsi kita bener-bener ga pernah ketemu apalagi ngobrol. (Muka LUSI terlihat sangat bingung)
RADIT kemudian membungkuk dan mengeluarkan sebuah cincin. Ia memperlihatkan cincin itu pada LUSI.
            RADIT:
            Lo mau nikah sama gue?
            LUSI:
            Apa-apaan sih? Lo kan pacarnya ROSA!
            ROSA:
Kita ga pernah pacaran ko Lus. Kamu ingat waktu pertama aku dan Radit nonton? Pulang nonton Radit cerita semua isi hatinya sama aku.
Gambaran Flashback ROSA dan RADIT sedang ngobrol berdua. Muka ROSA memerah seperti menahan air mata, RADIT sedang mengatakan sesuatu untuk meyakinkan ROSA. Sambil terdengar SUARA ROSA.
SUARA ROSA:
Dia bilang dia suka sama kamu dari semenjak ketemu saat Ospek. Awalnya aku berat denger itu semua tapi aku bisa ngerti dan akhirnya nerima kalau cinta itu ga bisa dipaksakan.
            Kembali ke situasi di AULA.
                        LUSI:
                        Tapi, ortu gue gimana? Lo kan harus minta izin terlebih dulu.
                        RADIT:
                        Mereka udah setuju ko.
                        LUSI:
                        Hah?
                        RADIT:
Iya, gue udah minta izin dulu sebelumnya sama ortu lo. Mereka ngizinin. Makanya gue berani ngelamar lo sekarang. Lo mau kan?
                        LUSI: (rona mukanya memerah, ia menangis, tetapi tersenyum bahagia)
                        Gue mau.
RADIT memasangkan cincin di jari LUSI kemudian mereka berpelukan. DEWI dan ROSA yang melihat kejadian itu pun ikut saling berpelukan.
Closing
Kamera shoot dari jauh mereka berempat sambil kamera berjalan mundur ke arah keluar AULA, muncullah credi title yang menandakan bahwa film sudah selesai.
THE END